May 11th, 2015
Minggu pagi…
Pukul 08.00 WIB
Aku dan temanku memulai
perjalanan menuju Tangkahan yang merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung
Leuser (TNGL). Kami memulai perjalanan kami dari daerah Padang Bulan (Medan)
dengan angkot 120 menuju Pinang Baris, kemudian kami menaiki bus Pembangunan
Semesta.
Ini merupakan perjalanan
pertama kami ke Tangkahan.
Dalam perjalanan menuju
Tangkahan, kami mendapatkan beberapa masalah yang tidak diduga sebelumnya.
“The First Problem”
Bus Pembangunan Semesta yang
kami naiki tidak dapat mengantar kami sampai ke Tangkahan dan kami harus turun
di Simpang Robert. Kemudian dari Simpang Robert kami harus menempuh perjalanan
13km dengan menaiki ojek yang ongkosnya 40ribu/orang.
Pukul 14.00-Sampai di
Tangkahan.
Sesampai di Tangkahan kami
langsung melihat dan mengambil foto Gajah. Lalu sorenya kami memandikan Gajah
bersama pengunjung lainnya.
“The Second Problem”
Bus Pembangunan Semesta
(Tangkahan-Medan) yang terakhir berangkat pada pukul 16.00. Waktu dan uang yang
terbatas membuat kami sangat kebingungan. Uang yang kami bawa tidaklah cukup
untuk kami menyewa kamar di penginapan yang ada di sana.
“God is Good”
Sungguh indah rencana Tuhan!
Seorang pegawai di tempat
wisata tersebut memberikan kami tumpangan menginap. “Teteh” (sapaan untuk orang
sunda), pemilik rumah tempat kami menginap sangatlah baik dan ramah. Kami
menginap di rumah “Teteh” hanya semalam saja.
May 12th, 2015
Keesokan paginya, kami
ikutserta memandikan Gajah bersama wisatawan mancanegara. Saat itu ada 5 orang
turis dari Denmark yang memandikan Gajah bersama kami.
Selesai memandikan Gajah,
kami berjalan menuju Balu’s Bridge (Jembatan Balu). Balu’s Bridge merupakan
jembatan yang menghubungkan 2 daerah yang terpisah oleh sungai. Berdasarkan
cerita warga disana, nama Balu’s Bridge diambil dari nama seekor anjing
kesayangan milik orang yang mendanai pembangunan jembatan tersebut. Nama anjing
tersebut Balu dan anjing tersebut telah mati. Untuk mengenang anjing tersebut,
pemiliknya membuat tulisan “Balu’s Bridge” di ujung jembatan tersebut.
Setelah cukup puas
berkeliling di kawasan wisata daerah Tangkahan, kami melanjutkan perjalanan
untuk kembali ke Medan.
Dalam perjalanan pulang ini,
kami melakukan hal-hal yang biasa dilakukan komunitas “backpacker” ataupun
pencinta alam. Kami berjalan kaki dan menumpang pada setiap mobil yang melintas
di daerah itu.
Jarak 13 km,
Tangkahan-Simpang Robert.
2 kali menumpang di mobil
Pick-up, dan 1 kali menumpang dengan kereta (motor) yang melintas.
Akhirnya kami bisa sampai di
Simpang Robert dan tidak ketinggalan Bus Pembangunan Semesta.
Finally…
18.30 WIB – Medan J J J
“For the first time, I can
do my journey like backpacker community and that’s inexpensive because I just
spend my money Rp100.000 (Medan-Tangkahan-Medan)…”
“That’s unforgettable
adventure!”